Dari berbagai media diberitakan pemerintah sekarang ingin mempercepat pembangunan infrastruktur negeri ini. Dari banyak rencana, salah satunya kereta cepat Jakarta-Bandung. Semula dari Jepang dan bahkan sudah mengadakan kajianm tapi akhirnya batal, Jepang marah kepada pemerintah Indonesia atas ulahnya membatalkan sepihak. Lalu masuk Cina. Cina diterima karena sesuai dengan kemauan pemerintah RI, yakni B to B, walau dari segi teknologi mungkin berbeda.
Persoalan percepatan pembangunan tentu semua orang Indonesia sepakat. Tapi mengapa kereta api cepat yang mahal yang dibangun di jalur Jakarta-Bandung. Persoalan kedua kota itu adalah kemacetan kendaraan, yang hingga kini belum terurai. Belum lagi soal alih teknologi. Alih teknologi adalah omong kosong! Mungkinkah sebuah negara mau memberikan rahasi negaranya ke negara lain? Soal pengetahun teknologi atau ilmu harus dicari sendiri melalui belajar atau ‘mencuri ilmu’. Itu dari dulu seperti itu.
Banyak yang mempertanyakan mengapa Cina? Dan apakah kereta cepat termasuk prioritas? Dan mengapa di pulau Jawa lagi. Jalur Jakarta-Bandung sudah memiliki akses tol Cipularang, jalur kereta api dan jalur Puncak Bogor. Sementara di luar pulau Jawa sangat membutuhkan akses jalan yang memadai. Misal di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan sebagainya. Anak sekolah harus menempuh jarak berkilo meter menuju sekolah, jembatan belum ada, jalan darat terbatas, dan banyak lagi infrastruktur belum tersedia.
Jika tak laku kereta cepat maka akan menjadi beban pemerintah dan menjadi beban rakyat juga sebagai pembayar pajak.
Biaya proyek kereta api cepat ini sekitar rp. 74 triliun. Dikatakan b to b, tak ada jaminan pemerintah RI, tapi belakangan Cina minta jaminan pemerintah RI, jadi mana yang benar? Kontoversi itu mengindikasikan bahwa proyek kereta api cepat dibuat asal-asalan dan tak memperhatikan banyak faktor!
Banyak hal lain terkait dengan proyek kereta cepat, seperti lingkungan, sosial, geologis dan sebagainya.
Apakah dengan adanya kereta api cepat Jakarta-Bandung rakyat Indonesia diuntungkan, khususnya Jawa Barat yang dilalui jalur rel kereta api? Mana nawacita, tol laut maritim dan janji-janji dulu?
Betapa manis janjimu tapi pahit bagi rakyat….
Nusantara 28-1-2016
dari berbagai sumber