Tag Archives: Boneka Yang Lucu
doll of oligarcy is dangeraus
lawan politik busuk!
politik busuk
menghasilkan elit-elit busuk
pendukung pemimpin busuk
produknya
kebijakan yang busuk
rusak
dan tidak berguna
bagi rakyat!
…
4-4-2024
palsu
ia turun tahta
bak raja dengan mahkota palsu
darah palsu
ijazah palsu
silsilah palsu
sederat janji-janji palsu
tapi
para penjilatnya
yang ahli hukum
dan awam
sama-sama meletakan otaknya di dengkul
membungkus kewarasan dan akal sehat
ditukar dengan uang
…
ia hisap darah rakyat selama 10 tahun
rampok negara
untuk memperkaya kroni
dan cina sang tuan
…
2-4-2024
penjajahan gaya baru, mentalitas dan dampaknya
“Kecerdasan adalah kemampuan beradaptasi dengan perubahan.” Stephen Hawking
Bung Karno dahulu sudah memperingatkan akan bahaya penjajahan gaya baru, terutama bagi bangsa Indonesia. Bentuk penjajahan baru ini berbeda dengan yang dialami Bung Karno dan kawan-kawannya, penjajahan fisik atau senjata, tapi melalui kekuatan ekonomi kapitalis dengan jalan menundukkan elit bangsa yang lemah nasionalismenya. (Rais, 2008) Hal yang diingatkan bapak proklamator itu ternyata betul terjadi, setelah ia tidak lagi berkuasa.
Pada periode paska Bung Karno lengser negara Indonesia masuk ke dalam rengkuhan kapitalis barat dengan memberikan pinjaman uang dan sekaligus mengeksploitasi kekayaan alamnya, mulai dai emas, tembaga, batu bara, minyak, gas, kayu, dan sebagainya. Hampir semua kekayaan alam negara ini dikuasai korporasi asing, dan pejabatnya dapat setoran, yakni datanya menurut Guru Besar UGM Yogyakarta sekitar 80%. Jika semua itu diuangkan dan dihitung jumalahnya tentu mampu untuk melunasi hutang negara yang terus meroket, dan dapat membangun bangsa ini lebih maju, yakni mencerdaskan dan menyejahterkanr rakyatnya.
Namun, itu semua hanya mungkin dan masih mimpi, sebab kenyataannya kekayaan alam Indonesia dirampok untuk membangun kemegahan dan kesejahteraan negara-negara barat dan industry, dan direstui pejabat korup, mental budak dan bloon. Bahkan saat ini bukan hanya barat yang masuk sebagai penjarah ditambah dengan Cina, blok timur.
Zaman kolonialisme Belanda, Inggris dan Jepang tenaga rakyat Indonesia telah dieksploitasi untuk menanam berbagai tanaman untuk diekspor ke luar negeri dan yang menikmati hasilnya para penjajah itu sendiri. Bangsa ini hanya dijadikan kuli, budak yang tegaganya diperas. Kini, kekayaan bangsa ini masih terus dikuras hingga habis dan rakyat tak mendapatka apa-apa, hanya kesusahan dan kemiskinan. Sementara para pejabat tikus hanya melongo dan rebut jabatan dan jatah makan siang. Tapi, tentu dalam politik, baik lokal maupun global, tidak ada makan siang gratis!
Tentu orang yang waras dan sadar akan selalu bertanya, mengapa bangsa indonesia yang kaya akan kekayaan alam rakyatnya miskin? Logiskah hal itu terjadi?
Sudah cukup banyak analilis ahli kritis dan cendikia dan buku yang mencoba memberikan jawaban secara analitis dengan data yang akurat, namun jika pucuk pimpinan negeri ini orang yang tidak memahami masalah bangsa ini dan belum tergerak untuk menghapus semua kekahatan itu, maka tetap saja nasib rakyat Indonesia tak akan beranjak berubah dan tidak ada perubahan. (para pejabat juga sebagai mafia hutang dan mafia tambang dan mafia linnya)
Seperti juga di negara-negara berkembang lainnya. Banyak negara yang disebut sebagai berkembang dimiskinkan secara sistematis dengan dikuras dan dirampok kekayaan alam mereka oleh korporat dunia dari negara-negara besar, sehingga terjadi ketimpangan ekonomi. Di dunia bagian utara sangat kaya dan makmur sementara di dunia bagian selatan miskin. Ketidakadilan ekonomi ini akan terus berlangsung jika tak ada perlawanan dan perubahan mindset terhadap penjajahan, penjajahan gaya baru dan bagaimana melakukan perlawanan.
Perbedaan antara utara -selatan itu sangat jelas. Contoh Amerika, utara. Masyarakatnya sangat konsumtif ditambah binatang peliharaan mereka. Setiap tahun mereka membuang bahan yang dibutuhkan di dunia lain, baik matrial maupun makanan. Banyak orang kegemukan (obesitas). Sementara di dunia lain (utara) kekurangan gizi, kelaparan dan miskin. Masih juga mereka menyerobot kekayaan alam di negara-negara lain, dengan dalih yang dibuat-buat. Oleh karena hidup yang boros, maka mereka menjadi serakah.
Tentu penjajahan model baru bukanlah perbuatan individual tapi adalah kejahatan negara atas negara lain, yang para elitnya telah ditundukan. Sebab para elitnya telah menjadi pengekor, berjiwa budak dan kerdil. Mengapa terjadi? Sebab, pejabat lokal yang bermental budak berkerja sama dengan pejabat asing untuk merampok kekayaan negara sendiri.
Nasib bangsa ini akan berubah bergantung siapa yang menjadi pimpinannya. Ia ibarat nahkoda sebuah kapal yang membawa nasib para awaknya menuju suatu impian di masa depan. Seperti juga beberapa negara berkembang lainnya masuk perangkap ke dalam kekuasaan barat. Namun, mereka yang sadar berusaha melepaskan diri dari cengkraman itu, beberapa negara Latin di selatan.
Ternyata reformasi 1998 sampai kini belum membawa perubahan yang berarti (substansial). Arah perjalanan bangsa ini masih jauh dari mimpi para bapak bangsa, yang tertuang dalam UUD 1945 dan Pancasila, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa, adanya keadilan dan kesejahteraan.
Jika saat yang tampil para pemimpin atau elit bermental budak negara tidak akan maju dan menyejahterakan rakyatnya, sebab kekayaan alam dikuasai para kapitalis asing di barat dan timur dan rakyat hanya dijadikan budak atau istilah lainnya buruh! Elit-elit bermental budak seperti itu, biarpun bergelar doktor, atau jenderal dan apalagi berijajah palsu, maka ada ketakutan ketika mengambil kebijakan yang pro rakyat!
Apalagi jika yang tampil saat pemimpin hasil dari kejahatan politik dan kecurangan dalam pemilihan umum, maka sulit akan diharapkan!
Rakyat harus melawan kejahatan politik itu! Juga kebijakan-kebijakan yang melanggar konstitusi negara ini untuk direvisi!!
23-3-2024
warga
menyemai politik busuk akan menuai politik busuk juga
Setelah rezim otoriter tumbang, maka bangsa ini memilih untuk reformasi 1998.
Tapi, agenda reformasi tidak dikawal dengan baik sehingga agendanya berbelok arah entah ke mana, akibatnya yang dihasilakan reformasi pemimpin masa transisi, yang cerdas hanya 2 orang dan sayangnya umur pemerintahannya hanya sebentar. Yang lainnya berumur panjang, tapi tidak menghasilkan apapun, selain menumpuk hutang, menumpuk masalah, dan menimbun kebusukan.
25 tahun reformasi telah layu.
Tinggal puing-puingnya berserakan.
Yang tampil para badut politik yang serba instan.
Inilah yang disemai ketika itu dan saat ini menghasilkan politik kebusukan.
Puncaknya adalah rekayasa pemilihan umum dengan berbagai dukungan dari komisi pemilihan, pengawas, aparat, dana sosial dari negara untuk menyuap rakyat dan sekian pelanggaran dan telah direncanakan kebusukan itu, maka hasilnya telah diumumkan oleh lembaga busuk calon presiden dari proses pembusukan!
Politik busuk akan terus mengiringi perjalanan bangsa ini. Selama kebusukan itu tidak diamputasi agar tidak menyebar dan berkepanjangan serta diwariskan ke generasi selanjutnya, maka politik busuk itu tidak akan berhenti tak terkendali sebab banyak juga ternyata penikmatnya.
Jadi politik busuk itu harus dilawan dan dihancurkan dengan perubahan radikal!
Jika tidak dilawan dan diubah maka mereka yang menikmati politik busuk akan terus saja bergelimang dalam kebusukan, sehingga negara ini hanya jalan di tempat, atau malah semangkin surut ke belakang, tidak di pentas Asia Tenggara dan apalagi dunia. Politik busuk tidak menghasilkan apa-apa, hanya kebusukan dan kebusukan!
Politik busuk hanya bisa mengintimidasi rakyat dan sekaligus mengibuli rakyat. Jika berhadapan dengan negara lain di luar sana tidak memiliki prestasi dan kemampuan apapun!
Sungguh sial tinggal di negeri Wakanda yang bobrok dan hampir punah, kata warga!
21-3-2024
warga
pasti tumbang!
sesuatu yang palsu
tidak akan lama
pasti tumbang
sebagaimana rezim ini
semuanya palsu
kepalsuan dipertontonkan
pasti lenyap
…
hai ki lurah!
“aku bukan lurah!”, katanya
“ya, memang…”
“tapi, kelakuanmu mirip ki lurah!”
“hai, jangan cawe-cawe!”
“tidak akan cawe-cawe…”
“tapi, cawe-cawe demi negara…,” beberapa waktu kemudian
“bukan, demi anak!”, kata yang lain
“kau, petugas partai!”
“bukan, sekarang petugas bantuan sosial!”
“anti bantuan sosial, itu tidak mendidik rakyat!”
“ia jilat ludah sendiri!”
menjelang hari itu, sebelum tanggal 14 februari
beras dan duit
dihamburkan untuk
menyuap rakyat mendapat suara
pilihannya
beberapa saat kemudian suara rakyat dicurinya
…
“ah, tidak ada makan siang gratis bro!”
“semua itu ada ongkosnya, ada biaya….”
“tidak ada yang gratis di dunia ini!”
Tuhanlah yang memberi semua ini gratis! Siapa pun boleh memanfaatkannya secukupnya, sebab ada orang lain juga yang membutuhkannya. Manusia serakah adalah manusia yang miskin. Miskin jiwanya.
“tapi, kekayaan alam ini dikuasai manusia-manusia serakah!”
“lihat, mereka ingin kaya sendiri!”
“mereka ingin senang sendiri!”
“mereka makan sendiri!”
“sekali ada makan gratis, cuma janji….”
…
“nanti, aku mau pulang kampung…”
“sebelum pulang kampung, sebaiknya tobat…”
“sebab, setiap orang yang pulang kampung
tidak akan pernah kembali…”
…
26-2-2024
warga
ki lurah goblok seperti jkwr memang hasil konspirasi oligarki-cina untuk merampok kekayaan indonesia… nkri di ujung jurang…
“Kekuasaan cenderung korup,
dan kekuasaan absolut korup secara absolut.
Lord Acton
Orang ini tidak diketahui asal-usulnya. Tiba-tiba nongol di media, sebagai ini dan itu, serta berbagai citra lainnya. Media mainstrem melakukan propaganda masif tentang orang itu agar diketahui umum tentang kesan baik dan sederhana, padahal jika diungkap masa lalunya maka semua orang akan menyesal, mengapa tidak melawan dulu.
Orang ini dikesankan dengan wajah sederhana, kampungan, dan atribut lainnya. Tapi siapa di belakang orang ini, hanya ada dari berita dari media alternatif. Padahal propaganda media adalah bentuk penipuan dan kebohongan, sehingga kita saksikan kerusakan yang parah dalam tatanan hukum, politik, ekonomi dan sosial.
Orang jenis ini akan terlihat jika ditelisik jejak langkahnya (track record) semasa sebelum menjadi penguasa, di kota kecil sana. Jika orang itu kelihatan mukanya sangar belum tentu ia seorang yang “haus kekuasaan” dan bisa sebaliknya. Juga orang yang kalem ternyata haus kekuasaan dan bahkan bisa menjadi “pembunuh berdarah dingin”. Jadi, dari segi bentuk fisik banyak kemungkinannya, dasa muka.
Pada masa lalu bangsa ini memiliki penguasa yang kelihatan kalem, jika marah tak pernah diekspresikan dan hanya mengatakan gebuk. Kata gebuk ternyata dalam sejarah politik bangsa ini begitu nyata dan menjadi trauma hingga kini. Sampai kini para pendukungnya aman sebab menyembunyikan identitas mereka atau menyamar menjadi orang baru. Atau istilah lainnya “orang lama kostum baru”.
Kini, setelah reformasi 1998, orang-orang yang haus kekuasaan bergentayangan dan didukung oleh elit lama yang dulu menjadi pendukung rezim otoriter. Si lurah kelihatan kalem dan tak mau berkuasa, namun berkali-kali khianati janjinya kepada rakyat, ketika ia menduduki kursi kekuasaan baru sebentar sudah berhenti dan pindah ke kursi yang lebih tinggi dan begitu hingga ia menduduki jabatan tertinggi. Apa yang diucapkan tidak sesuai dengan apa yang dilakukan. Apa yang dijanjikan tidak sesuai dengan apa yang dikerjakan. Warga harus gunakan logika terbalik untuk memahami penguasa tukang ngibul. Mengapa bisa terjadi? Begitulah rekayasa politik kekuatan lama yang bermetamorposa yang ingin berkuasa dari balik layar.
Orang ini benar-benar otaknya kosong, tanpa pengetahuan, dan apalagi tentang masalah Indonesia. Kekosongan itu terlihat dari penampilan yang bermuka bengong, planga plongo tanpa aura dan apalagi kharismatik ditambah lagi jika berbicara tak lengkap. Ia berbicara soal elementer saja pakai baca teks dan lebih-lebih kalau ia berbicara soal yang agak berat. Ia tidak sadar bahwa dirinya tidak tahu. Otaknya kosong. Semua bertumpu pada teks, dan teks tentu dibuat orang dan oleh pikiran orang.
Ia tidak paham konstitusi dan ngawur dalam melaksanakan setiap kebijakkan.
Memang orang-orang oprortunis, petulang politik, oligarki, agen asing-aseng, di sekelilingnya yang sebenarnya yang mengatur kekuasaan, rakus kekuasaan. Mereka ingin berkuasa di balik layar dan merampok kekayaan alam dari balik tirai. Fenomen drama depan panggung dan di belakang panggung, terjadi persekongkolan jahat.
Sebab jika mereka tampil secara langsung rakyat akan menolak dengan jejak yang mereka torehkan, ketika mereka menikmati otoritarianisme sebelum reformasi. Ada banyak bercak darah dalam sepak terjang mereka. Inilah rekayasa politik Indonesia. Boneka baru mereka dandani untuk mengelabui rakyat, tapi sayang otaknya tidak bisa direkayasa. Mereka ingin menguasai politik, kekuasaan dan bisnis.
Juga seorang yang selalu berkata tidak haus kekuasaan tapi berkhianat meminggirkan rakyat yang semestinya dibelanya. Janji-janji yang ia buat ketika jadi pejabat di kota kecil belum dituntaskan, ketika jadi gubernur baru sebentar didustakan dan kini janji-janji diingkari dari soal lowongan pekerjaan, tidak hutang luar negeri dan banyak lagi. Ia masih ingin berkuasa dan terus saja berkampanye. Semua omong kosong ia hamburkan untuk mengibuli rakyat kembali!!
Ia tampil setiap saat pakai baju putih, kata kritikus, tapi hatinya kotor!
Itu juga sebagai cermin karakternya!! Asal usul tidak jelas, gelap dan penuh rekayasa, serta kompetensi dan integritas nol besar!
Dari sisi pribadi saja penuh kebohongan, tanpa identitas jelas, tanpa integritas, dan apalagi soal janji-janji kepada rakyat Indonesia!! Hal itu berjalan didukung media propaganda dan para pemburu jabatan.
Semua kepalsuannya sudah tercatat, hanya ditutupi oleh pencitraan. Hal itu dapat dilihat dari penampilan yang dibuat-buat, seolah-olah, hanya untuk berita media. Jika dari rekam jejak yang telah ditinggalkannya diungkap dan dibongkar akan lebih kelihatan dan jelas lagi. Siapa orang ini?! Juga siapa pendukung dan penopang kekuasaannya?!
Semua itu hanya dapat dilihat dari rekam jejak, atau jejak langkah ketika itu hingga meraih kekuasaan dan apa yang diperbuat saat berkuasa. Sejarah akan mencatat!!
Indonesia membutuhkan pemimpin cerdas, berani, jujur dan membela rakyat serta orisinal yang teruji karena perjuangannya yang paham masalah dalam negeri dan luar negeri
dan bukan seorang yang tiba-tiba muncul dan instan serta dikarbit, sehingga ketika menghadapi masalah ia tidak gagap!!
Indonesia harus dikelola dengan pikiran dan gagasan serta akal sehat!!
23-11-2023
sbp ungkap siapa jokowee
Banyak yang menyangkal keabsahan Jokowi antek asing dan aseng, terlebih lagi Jokowi ternyata anak Cina, lalu apa kata Sri Bintang Pamungkas?
Menurut politisi kawakan yang pernah keluar masuk penjara di era rezim Orde Baru, Dr Ir Sri Bintang Pamungkas, sebagaimana pernah dimuat di Suara Islam edisi 174, di Indonesia terdapat tiga kelompok etnis Cina. Pertama, adalah mereka yang masih berkiblat kepada pemerintah RRC.Kedua, adalah mereka yang berkiblat pada pemerintah dan hukum Indonesia dan sepenuh hati loyal kepada Republik Indonesia. Ketiga, kelompok Cina Perantauan atau Hoakiauw.
Kelompok Hoakiauw inilah yang terbesar dan mereka hanya menjadikan Indonesia sebagai tempat mencari hidup saja, mereka berlaku seolah-olah Indonesia miliknya, tetapi kekuasaan, hukum dan lain-lain adalah mereka yang punya; singkatnya, hidup mereka seperti benalu.
Hanya saja, mereka punya akar-akar seperti pohon beringin yang menjadikan mereka bisa hidup abadi, meskipun Pribumi Indonesia mati.Di seluruh dunia, sikap hidup para Tartaris adalah seperti itu; tetapi hanya Indonesia yang dengan mudah ditaklukkan, di samping yang sudah lebih dulu. Kelompok Tartar ini mau menjadikan Indonesia seperti Singapura.
Ketika bujukan untuk pindah ke Jakarta menjadi Gubernur DKI itu termakan untuk selanjutnya diiming-imingi menjadi capres, itulah saatnya Jokowi mulai diperangkap oleh kelompok Tartar itu.
Padahal kejahatan kelompok Tartar, sudah terdeteksi sejak awal 1970-an, dimana mereka para kelompok Cina yang berusaha menguasai Nusantara. Mereka pulalah yang mempengaruhi Jokowi untuk hijrah ke Jakarta dan menjadi capres.
Menurut Sri Bintang, kelompok Tartar ini menjadi kuat setelah bergabung dengan kelompok Nasrani Kharismatik; atau sebaliknya. Para pendukungnya, antara lain, adalah dari kelompok Lippo dan Ciputra; dan masih banyak lagi yang bisa disebut.
Dan di belakang mereka adalah pemikir dan pemain legendaries di era Orba bahkan sampai sekarang seperti CSIS. Merekalah yang berusaha membelokkan Republik Indonesia dari cita-cita Proklaamasi 1945.
Dalam sejarahnya, menurut Sri Bintang, keinginan untuk menguasai Nusantara dari para Tartaris ini sudah mulai ada sejak abad ke 5 atau 6 Masehi.
Istilah Tartar mulai muncul ketika pada akhir 1100-an dan awal 1200-an, ketika orang-orang Mongol membangun dinasti di Daratan Cina. Mereka mengikuti gerakan sebelumnya untuk menguasai Nusantara yang kaya dan makmur.
Banyak ekspedisi perang mereka yang dikirim ke Nusantara, termasuk semasa kejayaan Kerajaan Singosari dan Kerajaan Majapahit. Tetapi mereka selalu dikalahkan. Tentara Tartar yang dihancurkan oleh Raden Wijaya, pendiri Majapahit itu, adalah tentara gabungan antara orang-orang Cina dan Mongol. Mereka berjiwa penjajah dan berperilaku kejam sekali.
Namun kemudian pada abad-abad berikutnya, mereka mulai bermigrasi ke Nusantara secara besar-besaran, bebas dan tidak kentara, sesudah jatuhnya Kerajaan Majapahit dan muncullah Kasultanan-Kasultanan Islam; serta bersamaan dengan masuknya para penjajahBarat seperti Portugis, Inggris dan Belanda.
Nafsu orang Cina Hoakiauw untuk menguasai Nusantara atau Indonesia itu hidup terus sejak jaman Belanda hingga sekarang. Rusaknya rezim-rezim penguasa, dimulai dari Soeharto sampai SBY sekarang, yang justru memberikan peluang bagi terwujudnya nafsu penjajahan oleh para Tartaris itu.
Memang diakui, tidak semua orang Cina di Indonesia mempunyai jiwa Tartarisme seperti itu; tetapi jumlah mereka sedikit sekali. Terlebih-lebih, ketika para Tartaris itu bergabung dengan kelompok non-Muslim, khususnya, kaum Nasrani, yang juga sudah masuk ke Indonesia sejak para penjajah Barat masuk Indonesia.
Lebih khusus lagi ketika masuk pada awal 70-an juga, kelompok Nasrani Kharismatik. Kelompok ini berasal dari Orde Pentecosta di Israel, mulai berkembang di Inggris, lalu Amerika Serikat, bahkan diterima oleh Vatikan di samping kelompok Katholik Roma.
Mereka masuk ke Indonesia melalui Timor-Timur kemudian Surabaya.Mereka membangun jaringan besar dan luas di seluruh Indonesia, terutama Jawa, dengan dana luarbiasa besarnya.
Aseng dan Asing.
Banyak rakyat Indonesia yang belum mengetahui, dibalik sikap Jokowi yang kelihatannya merakyat dan selalu memakai baju putih itu, sesungguhnya dia sejak sebelum menjadi Walikota Solo (2005) adalah antek Aseng (Cina Hoakiauw/Cina Perantauan).
Jokowi (Joko Widodo) sesungguhnya masih keturunan Cina asli dari Solo, sebab ayah kandungnya adalah Oey Hong Liong dan ibunya Sudjiatmi, perempuan asli Jawa. Bahkan Jokowi memiliki nama asli Cina, Wie Jo Koh dan leluhur Jokowi yang pertama kali datang ke Indonesia pada zaman Belanda bernama Wie Jok Nyam.
Hal itu menunjukkan Jokowi keturunan Cina bermarga Wie, dimana leluhurnya berasal dari daratan Cina. Maka tidaklah mengherankan jika dibelakang Jokowi selalu berdiri tokoh-tokoh konglomerat hitam Cina demi membantu Jokowi agar berhasil merebut kursi Walikota Solo, kursi Gubernur DKI Jakarta dan akhirnya nanti kursi RI-1.
Ketika mencalonkan Walikota Solo berpasangan dengan FX Hadi Rudyatmo (Ketua PDIP Solo) tahun 2005, Jokowi didukung habis-habisan dengan pendanaan dari Lukminto, seorang Cina Solo pemilik pabrik tekstil terbesar di Indonesia bahkan produknya telah mendunia karena dipakai sebagai seragam pasukan NATO, PT Sri Rejeki Isman Textile (PT Sritex) yang memiliki pabrik besar di Sukoharjo.
Tidak hanya Lukminto, tetapi para bos Cina lainnya di Solo seperti bos PT Konimex juga ikut mendukung pendanaan untuk kedua pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota tersebut. Sebab sebelum menjadi Ketua PDIP Solo, Rudy adalah Ketua Serikat Buruh PT Konimex yang dikenal perusahaan yang memproduksi obat-obatan tersebut. Akhirnya Jokowi-Rudy berhasil menang pada Pilkada 2005 dan dilanjutkan pada Pilkada 2010.
Demikian pula pada Pilgub DKI tahun 2012 lalu, pasangan Jokowi-Ahok didukung dana triliunan rupiah dari para Cina Hoakiauw dan konglomerat hitam seperti James Riyadi dan Antony Salim, anak konglomerat hitam pendiri Lippo Group Muchtar Riyadi, dan Liem Swie Liong pendiri Salim Group dan BCA.
Padahal Mochtar Riyadi dan Liem Swie Liong serta Syamsul Nursalim dan para Cina Hoakiauw lainnya dikenal sebagai “Para Perampok BLBI” tahun 1998 lalu yang mencapai jumlah total Rp 660 triliun.
Namun sayangnya, mereka justru “dimaafkan: oleh Presiden Megawati ketika berkuasa 2001-2004 lalu, meski baru mengembalikan 30 persen hasil jarahannya bahkan ada yang baru mengembalikan 10 persen saja.
Sekarang yang menanggung pembayaran hutang Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) tersebut adalah rakyat Indonesia dicicil melalui APBN setiap tahunnya dan itu belum tentu akan lunas hingga 50 tahun mendatang. Sedangkan para anak konglomerat hitam seperti James Riyadi dan Antony Salim sekarang justri berdiri dibelakang Jokowi untuk mengincar kekuasaan dan kembali menjarah negeri ini jika kelak Jokowi akhirnya terpilih menjadi Presiden RI.
Jika pada Pilgub DKI para konglomerat hitam itu telah menggelontorkan dana hasil rampokan BLBI puluhan triliun rupiah dan akhirnya berhasil mendudukkan Jokowi-Ahok di kursi Gubernur dan Wagub, maka pada Pilpres nanti diperkirakan mereka akan mengelontorkan dana ratusan triliun rupiah demi mendudukkan Jokowi di kursi RI-1 dan mereka menginginkan RI-2 berasal dari tokoh Kristen atau Katolik.
Dana sebesar itu akan disokong para konglomerat hitam di dalam negeri dan luar negeri terutama pada Hoakiauw di Asia Tenggara, dimana mereka sekarang sering mengadakan pertemuan di Singapura. Jadi sesungguhnya masa depan Indonesia sedang ditentukan dari Singapura jika Jokowi sampai berhasil menguasai Istana.
Tidak hanya menjadi antek aseng, ternyata Jokowi juga menjadi antek asing terutama AS. Terbukti awal 2012 lalu sebelum Jokowi maju untuk pencalonan Gubernur DKI, Dubes AS Scott A Marciel sempat berkunjung ke Solo dan bertemu Jokowi. Diduga keduanya bertemu untuk membicarakan pencalonan Jokowi guna merebut kursi DKI-1.
Bahkan akhir beberapa bulan lalu Jokowi bersama Megawati bertemu dengan para Dubes negara-negara Barat termasuk AS dan Vatikan di sebuah rumah pengusaha Cina anggota jaringan Yahudi Internasional di Jakarta. Pertemuan yang sesungguhnya rahasia tersebut ternyata berhasil dicium insan pers, namun Jokowi tetap tidak mau menyebutkan apa isi pembicaraan antara dirinya dengan para Dubes negara-negara Barat dan Vatikan tersebut.
Namun liciknya Jokowi, untuk meredam kecurigaan umat Islam kalau dirinya sebenarnya antek asing dan aseng, Jokowi awal bulan ini sengaja mengunjungi para tokoh Islam dari kalangan Muhammadiyah dan NU yang kemudian dilanjutkan dengan mengadakan pertemuan dengan para Dubes negara-negara Timur Tengah di Jakarta.
Hal itu dimaksudkan untuk mengelabui umat Islam Indonesia sekaligus pada Pilpres nanti agar memilih Jokowi, jadi sekali dayung dua tiga pulau terlampaui.
Dengan demikian sesungguhnya jika Jokowi terpilih menjadi Presiden RI pada Pilpres 9 Juni nanti, maka akan menjadi momentum untuk mengubah Indonesia menjadi Singapura kedua atau menjadi Indonesia negara satelit RRC.
Pasalnya, kelompok konglomerat hitam Hoakiauw yang menjadi geng Jokowi saat ini sudah menguasai 70 persen perekonomoan nasional, jika nanti dia berkuasa praktis akan menguasai politik nasional. Jika politik dan ekonomi sudah dikuasai satu kelompok mafia Hoakiaow, maka pertanda akan tamatlah NKRI dan kemunduran besar bagi umat Islam Indonesia yang saat ini mayoritas mutlak 88 persen.
Dapat dipastikan para konglomerat hitam geng Hoakiauw yang berkolaborasi dengan Kristen dan Katolik Fundamentalis itu akan berusaha keras sekuat daya dan tenaga untuk mengkristenkan dan mengkatolikkan umat Islam Indonesia, yang dulu selalu gagal dilancarkan penjajah Belanda meski mereka berkuasa selama 350 tahun atas Nusantara.
Sebab sesungguhnya mereka telah menunggu 1.000 tahun sejak Kerajaan Singosari, sekarang mereka berfikir mumpung Wie Jo Koh sedang berkuasa di Indonesia, kapan lagi waktunya kalau tidak sekarang untuk menguasai Nusantara sekaligus mengkristenkan umat Islam sehingga menjadikan Indonesia Negara Kristen Republik Indonesia (NKRI). (yd)
5-11-2023